Al-Quran Ungkap Fakta Alam Semesta Melalui Angka-angka

Alquran sebagai karunia dari Allah SWT dan mukjizat terbesar Nabi Muhammad tak henti-hentinya menghadirkan kekaguman bagi orang-orang yang mempelajarinya. Hingga tak sedikit ilmuwan Barat yang memeluk Islam setelah mengetahui rahasia Alquran yang ternyata sesuai dengan fakta ilmu sains modern. Mulai dari proses penciptaan manusia, tahapan pembentukan hujan hingga asal-usul terciptanya alam semesta, semuanya telah dijelaskan di dalam Alquran secara tepat.

Selain fakta-fakta tersebut, para ilmuwan juga menemukan fenomena unik yang berhubungan dengan kodetifikasi bilangan dalam Alquran. Dalam buku Al-Quran dan Rahasia Angka-Angka Dr. Abu Zahra An-Najdi mengungkapkan penemuan unik tersebut. Salah satunya ialah mengenai jumlah kata ‘al-barr’ dan kata ‘al-bahr’ pada Alquran. Diketahui bahwasannya, kata ‘al-barr’ yang dalam bahasa Indonesia bermakna ‘daratan’ terdapat sebanyak 12 kata di dalam Alquran. Salah satunya terdapat pada potongan surat Al-Ankabut ayat 25 yang bermakna, “Mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka, tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke daratan (al-barr), tiba-tiba mereka (kembali) menyekutukan(Nya).”

Sedangkan, kata ‘al-bahr’ yang bermakna ‘lautan’ atau tempat air berkumpul berjumlah 40 kata. Salah satu ayat yang menyebutkan kata tersebut ialah ayat ke 97 surat Al-An’am yang berbunyi, “Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya sebagai petunjuk dalam kegelapan di darat maupun di laut (al-bahr).”

Jika dihitung dari rasio kemunculan dua kata tersebut maka, diketahui jika kata daratan dan lautan dalam Alquran memiliki jumlah perbandingan 23,07% dengan 76,93%. Hal tersebut sesuai dengan perbandingan komposisi daratan dan lautan yang berada planet bumi.

Fakta lainnya yang diungkapkan dalam buku tersebut ialah kemunculan kata ‘sujud’ di dalam Alquran. Salah satunya ialah terdapat pada ayat ke-50 surat Al-Kahfi yang bermakna, “Dan (ingatlah) ketika kami katakan kepada para Malaikat: “Ber-sujud-lah kamu kepada Adam!”

Setidaknya Alquran menyebutkan kata ‘sujud’ sebanyak 34 kali. Jumlah kata tersebut sama persis dengan jumlah sujud yang dilakukan seorang muslim dalam salat lima waktu sehari semalam. Seperti yang kita ketahui jika jumlah rakaat salat lima waktu dalam sehari ialah 17 rakaat. Pada tiap-tiap rakaatnya, seorang muslim melaksanakan dua kali sujud. Itu artinya, dalam sehari mereka bersujud sebanyak 34 kali.

Dalam hal lainnya, Alquran juga menunjukkan perihal yang sama mengenai kemunculan sejumlah kata dengan fenomena yang terjadi di alam semesta. Salah satunya seperti yang dilansir dari buku Matematika Alam Semesta bahwasannya kata ‘yaum’ yang bermakna ‘hari’ disebutkan sejumlah 365 kali di dalam Alquran. Angka tersebut sesuai dengan rata-rata jumlah hari dalam setahun pada sistem penanggalan kalender masehi.

Tak berhenti sampai disitu, fenomena yang sama juga terjadi dengan kata ‘syahr’ yang bermakna ‘bulan’ dalam bahasa Indonesia. Arifin Muftie dalam buku tersebut menyebutkan bahwa kata ‘syahr’ setidaknya muncul sebanyak 12 kali dalam Alquran. Jumlah tersebut sama persis dengan jumlah bulan pada penanggalan kalender hijriyah dan masehi. Lantas, bagaimana dengan kata ‘sanah’ yang berarti tahun. Alquran menyebutkan setidaknya kata tersebut muncul sebanyak 19 kali. Hal yang menjadi pertanyaan ialah apa makna tersirat dari angka 19 tersebut?

Para ahli astronomi mengenal istilah siklus meton atau dalam bahasa Inggris disebut Metonic Cycle. Siklus meton menjelaskan bahwa setelah kurun waktu 19 tahun berjalan, letak bumi terhadap bulan akan kembali ke posisi awal. Maksudnya, jika saat ini kita melihat ke langit dan mendapati posisi bulan dan bintang dalam susuan tertentu maka, hal yang sama persis akan terjadi 19 tahun kemudian. Siklus meton inilah yang menjadi titik temu antara sistem penanggalan hijriyah yang berpatokan pada bulan dan sistem penanggalan masehi yang berpatokan pada matahari.

Sungguh, Alquran mengandung berbagai hikmah yang sangat mencengangkan banyak manusia. Hal tersebut terus terbukti seiring kemajuan yang terjadi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan sains modern. Fakta-fakta tersebut tentunya sanggup mempertebal keimanan seorang muslim kepada Alquran sebagai mukjizat yang tak pernah lekang oleh zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *