Masalah pendanaan (founding) seringkali menjadi hambatan bagi para entrepreneur pemula ketika berniat menjalankan startup mereka. Selain itu, mereka kadang berpikir bahwa sumber pendanaan hanya bisa diperoleh dari kantong mereka sendiri. Padahal, mereka dapat memperolehnya melalui berbagai pihak, salah satunya venture capital.
Beberapa waktu lalu saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Liauw Oswin, Investment Manager dari CyberAgent Ventures sebuah venture capital besar di Asia. Jika teman-teman tahu KakaoTalk, itu merupakan salah satu portfolio dari CyberAgent Ventures yang ada di Korea. Nah, berikut ini adalah hasil wawancara yang telah saya lakukan.
Apa dan seperti apa CyberAgent Ventures itu?
CyberAgent Ventures adalah anak perusahaan dari CyberAgent Group (Jepang) sebuah perusahaan yang bergerak pada bisnis venture capital dan berfokus dalam bidang IT. Saat ini kami telah memiliki lebih dari 150 portfolio yang telah kami investasi di berbagai negara Asia seperti Jepang, China, Indonesia, Vietnam, Taiwan dan Korea.
Selain dalam hal founding, support seperti apa yang diberikan oleh CyberAgent Ventures kepada startup?
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saat ini kami telah memiliki lebih dari 150 portfolio. Itu artinya, kami memiliki banyak jenis bisnis internet sehingga kami memiliki know-how (knowledge) mengenai bisnis ini secara mendalam. Hal itulah yang ingin kami share kepada para entrepreneur di Indonesia. Selain itu, kami juga mensupport portfolio kami dengan global network yang kami miliki. Dengan memiliki 7 cabang yang tersebar di berbagai negara di Asia, CyberAgent Ventures telah membangun foundasi global network yang sangat kuat. Berdasarkan hal tersebut, mitra kami dapat mengakses network ini untuk memaksimalkan channel kami secara regional. Selain dua hal tersebut, perbedaan kami yang mencolok dengan investor lainnya adalah kami hands-on terhadap portfolio kami.
Hingga saat ini, apa saja portfolio dari CyberAgent Ventures di Indonesia?
Di Indonesia, sementara ini kami hanya memiliki 2 portfolio yaitu Tokopedia –sebuah marketplace nomor 1 di Indonesia dan Bilna –sebuah E-Commerce B2C yang menjual berbagai produk keperluan bayi. Hingga akhir tahun 2013 ini, kami akan menambah 3 portfolio lagi.
Apa perbedaan antara ekosistem startup di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya?
Karena kami memiliki presence yang kuat di Asia, kami dapat mengetahui tren-tren yang akan terjadi di setiap negara tersebut. Sebagai contoh, ekosistem di Jepang lebih matang dibandingkan China, ekosistem di China lebih matang dibandingkan Vietnam, ekosistem di Vietnam lebih matang dibandingkan Indonesia. Jadi, karena kami mengetahui urutan-urutan startup apa saja yang berkembang di Jepang, kami juga dapat memprediksi startup seperti apa yang akan berkembang pada tahun-tahun mendatang di negara lainnya. Kami menyebutnya ini sebagai time-machine investment.
Apakah Anda melihat potensi khusus pada perkembangan bisnis Internet di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain?
Ada beberapa potensi khusus yang dimiliki oleh Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya. Sebagai negara dengan mayoritas muslim, E-Commerce yang menjual barang-barang dan perlengkapan muslim memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk berkembang di sini. Selain itu, e-commerce yang menjual barang-barang artistik yang hanya dibuat di Indonesia untuk kemudian dijual ke luar negeri juga memiliki potensi yang tidak kalah menggiurkan.
Beberapa waktu lalu Cyber Agent Ventures mengadakan event CAV Salon. Bisa dijelaskan event seperti apa itu?
CAV Salon adalah sebuah event yang kami adakan tiap 1-2 bulan sekali. Event ini mempertemukan para entrepreneur yang mempunyai kesamaan minat pada satu bidang tertentu. Dari pihak CAV, kami menentukan bidang-bidang yang kami anggap memiliki potensial yang besar. Kami memberikan study case bidang tersebut di negara-negara lain lalu kita mengadakan diskusi tentang bagaimana membuat service tersebut di Indonesia. Peserta yang dapat mengikuti event ini bisa siapa saja. Tujuan dari event ini adalah untuk memberikan insight-insight kepada para entrepreneur di Indonesia.
Secara umum, startup seperti apa yang dicari oleh CAV?
Secara umum, kami memiliki 3 standar ketika memilih sebuah startup yaitu market, tim, dan strategi. Pertama, startup harus memilih bidang kategori yang memiliki market besar. Kedua, tim harus sesuai dengan kategori yang dipilihnya, misalnya founder members memiliki background di kategori tersebut, dan lain-lain. Ketiga, strategi yang dimiliki oleh founder harus jelas dan dapat dieksekusi.
Apa yang menjadi indikator sebuah startup berhasil atau tidak?
Tergantung dari jenis bisnisnya. Kalau secara general, bisa dilihat dari apakah startup tersebut bisa memberikan solusi bagi usernya atau tidak. Biasanya hal tersebut ditandai dengan jumlah uang yang beredar di dalamnya.
Sebagai seorang investor, bagaimana Anda menilai sebuah ide itu bagus dan layak untuk dieksekusi?
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, kami melihat sebuah service dari 3 hal, yaitu market, team, dan strategi. Apakah market service itu besar? Apakah tim eksekutor sesuai untuk mengeksekusi service tersebut? Apakah strategi untuk menjadi pemenang di kategori tersebut sudah clear?
Services seperti apa yang menurut Anda bakal berkembang pesat di Indonesia dalam tahun-tahun mendatang?
Sebenarnya, masih banyak sekali services yang belum di-tap di Indonesia. Beberapa diantaranya di bidang job recruitment, media, dating, mobile app dan masih banyak lagi.
Manakah yang menurut Anda lebih baik, membuat services terlebih dahulu kemudian bertemu dengan investor atau sebaliknya?
Tentu saja bertemu dengan investor terlebih dahulu. Tapi, jangan salah paham! Jangan mendiskusikan mau membuat service seperti apa dengan investor. Seorang entrepreneur seharusnya sudah tahu service seperti apa yang seharusnya akan ia buat. Setidaknya, ia sudah mempunyai business plan dan di dalamnya sudah jelas bentuk bisnis seperti apa yang ingin dibuat. Setelah itu, diskusikan hal tersebut dengan investor dan dengarkan feedback-nya. Di-brush up lagi, baru dibuat dan dicoba ke pasar. Persiapan yang matang sangat penting. Kalau membuat service-nya dahulu, kemungkinan besar banyak hal-hal yang harus diubah dan itu sangat tidak efisien dan buang-buang waktu.
Berapa jumlah indvidu yang ideal dalam sebuah tim startup?
Tidak ada angka yang pasti untuk hal ini. Ada yang bisa sukses sendiri, ada yang berdua, ada yang bertiga. Tapi diusahakan maksimal tiga orang. Tapi biasanya yang paling pas adalah 2 atau 3 orang karena dibutuhkan minimal 1 orang di bidang teknologi (engineer) dan 1 orang di bidang bisnis.
Sebagai seorang investor yang sering bertemu dengan entrepreneur pemula, apa kesalahan yang sering dilakukan oleh entrepreneur pemula?
Kesalahan pertama yang paling sering dilakukan adalah, bertemu dengan investor tanpa menyiapkan apa-apa. Hal kedua, membuat service yang marketnya terlalu kecil. Investor tidak akan tertarik dengan service yang marketnya kecil.
Apa yang harus dipersiapkan oleh seorang entrepreneur ketika bertemu dengan investor?
Banyak sekali sebenarnya jawaban atas pertanyaan ini tetapi hal yang terpenting adalah jangan sampai kamu tidak menyiapkan apa-apa. Setidaknya, business plan sudah dibuat dalam bentuk presentation slides jadi ketika bertemu bisa presentasi terhadap investor.
Apa pesan Anda kepada teman-teman entrepreneur yang akan memulai startup mereka?
Carilah kategori yang memiliki market besar, kategori dimana tim kalian mempunyai passion atau background di bidang tersebut. Setelah kalian yakin dengan kategori tersebut, pikirkan strategi yang jelas untuk dapat menang di market tersebut. Selain itu, banyaklah membaca buku-buku untuk menambah ilmu kalian tentang entrepreneurship. Terakhir, bertemulah dengan banyak orang untuk bertukar informasi terutama dengan para investor supaya kalian bisa tahu bagaimana cara seorang investor berpikir.
Tinggalkan Balasan